Ads Top

Mitos tentang Batu Menangis, Dari Kalimantan Barat Ini Bikin Kamu Ingin Segera Tobat

NOTESIAGOY - Masih ingat cerita rakyat tentang Malin Kundang dari Sumatera Barat? Malin Kundang terkenal sebagai legenda anak durhaka hingga ia dikutuk menjadi bongkahan batu. Ternyata ada kisah serupa dari Kalimantan Barat yaitu Batu Menangis.



Cerita rakyat ini mengisahkan sosok gadis durhaka kepada ibu. Ia juga selalu bertindak buruk dan selalu ingin terlihat cantik dengan sibuk bersolek setiap harinya.

Cerita rakyat ini sangat populer hingga keluar Pulau Kalimantan. Bahkan cerita Batu Menangis ini pernah mendapatkan predikat cerita rakyat terbaik di Kalimantan.

Namun, di balik kisah gadis yang durhaka ini terdapat beberapa kisah mistis dan mitos yang beredar, berikut ini uraiannya!



Konon, kisah ini berawal dari keluarga miskin yang tinggal di kawasan perbukitan Kalimantan yang hanya terdiri dari seorang janda dengan anak gadisnya.

Anak gadisnya ini memang terbilang cukup cantik jelita tapi sikap dan hatinya terbalik. Ia sering kali membantah perintah dan nasihat sang ibu. Selain itu, ia juga tak pernah membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Gadis ini selalu merias wajahnya agar selalu terlihat cantik dan segala permintaannya harus terpenuhi.

Sedangkan sang ibu setiap harinya selalu bersusah payah untuk mencari nafkah dan memenuhi keinginan sang anak. 



Setiap perbuatan yang dilakukan akan selalu menerima imbalan yang serupa. Bila kamu menanam keburukan maka kamu akan mendapatkan keburukan bahkan bisa berkali lipat dan sebaliknya. Kalimat tersebut cocok untuk mencerminkan perbuatan anak gadis itu kepada sang ibu yang telah merawatnya penuh kasih sayang.

Setiap harinya selalu terlihat kontras perbedaan antara ibu dan anak ini. Sang ibu selalu berpakaian lusuh dan sangat kotor. Sedangkan sang anak selalu terlihat cantik, harum, dan berpakaian bagus.

Hingga akhirnya ada orang yang bertanya “siapa wanita itu?” kepada sang anak gadis yang berdiri bersebelahan dengan ibunya. Gadis ini terlihat sombong dengan mengangkat wajahnya ke atas dan menjawab “bukan, wanita tua ini adalah pembantuku”.



Pernyataan dari sang anak ini sudah di luar batas, hingga tak mau mengakui bahwa wanita tua itu adalah orang yang telah melahirkannya. Kesabaran sang ibu menghadapi sang anak ini pun sudah tak dapat ia tahan, hingga akhirnya sang ibu berdoa dan meminta agar anaknya dihukum.

Doa sang ibu ini ternyata terkabul, kemudian sang anak berubah menjadi batu. Anehnya meskipun sudah menjadi bongkahan batu, bagian batu muka ini terlihat mengeluarkan air yang terlihat seperti menangis. Air mata ini konon dianggap sebagai penyesalan sang anak selama dia hidup.

Warga setempat juga merasa aneh hingga berita tangisan batu ini terdengar sampai ke telinga sang ibu. Namun, itu semua tidak dapat mengubah ia menjadi gadis yang cantik jelita. 


Fenomena batu menangis ini ternyata pernah muncul di kawasan objek wisata Cipanas, Taragong, Garut.

Warga setempat pernah melihat batu ini mengeluarkan air dari bagian yang terlihat seperti mata karena batu ini memiliki bentuk seperti wajah manusia. Lalu saat malam, batu ini juga konon mengeluarkan suara tangisan mirip seperti cerita rakyat Batu Menangis.

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita rakyat dan fenomena batu tersebut mengandung makna yang mendalam. Wajar saja bila cerita rakyat ini mendapat predikat cerita terbaik.

Kisahnya mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik terutama kepada orang tua. Beliau sudah mendidik, merawat dan membesarkan kita. Bahkan beliau rela bekerja keras untuk memenuhi keinginan sang anak agar ia bahagia.

Jadi, jangan pernah menggoreskan sedikit luka pada hatinya entah lewat perbuatan ataupun perilaku karena itu bisa membuat beliau murka. Jadilah anak berbakti dengan menjaga, menyayangi, dan membahagiakan orang tuamu selama mereka masih ada.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.