Melihat Lebih Dekat Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie
NOTESIAGOY - Cita-cita Presiden Republik Indonesia ketiga yakni Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) agar Indonesia mampu menciptakan pesawat secara mandiri mulai menemui titik terang.
Pesawat R80 rancangan BJ Habibie melalui PT Regio Aviasi Industri (RAI) ikut dipamerkan dalam Bekraf Habibie Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Deputi Direktur Keuangan Urusan Pendanaan PT RAI Desra Firza Ghazfan mengatakan, industri penerbangan nasional memiliki potensi pasar yang besar ditambah dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan.
Menurutnya, sangat disayangkan jika Indonesia harus terus melakukan importasi pesawat setiap tahunnya.
Desra menjelaskan, dalam pembuatan pesawat R80 ada beberapa bagian yang diproduksi dalam negeri dan adayang didatangkan dari luar negeri, seperti peraliatan navigasi maupun radar.
Suasana Pengunjung saat pameran bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Habibie Festival 2017 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017). Bekraf Habibie Festival 2017 diselenggarakan mulai 7 hingga 13 Agustus 2017 lalu, ada lebih dari 100 perusahaan dan komunitas meramaikan festival dengan beragam aktivitas yang aktual dengan perkembangan IPTEK di Indonesia | Sumber foto: KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Menurutnya, diluar komponen tersebut dan mesin utama, seluruhnya dibuat dan diproduksi oleh Indonesia.
"Perusahaan pesawat terbang itu adalah perusahaan yang mendesain dan membuat sayap pesawat. Kalau mesin pesawat terbang, namanya perusahaan mesin pesawat terbang," ujar Desra di Jiexpo Kemayoran, pada Senin (7/8/2017) lalu.
Pesawat R80 mampu mengangkut 80-90 penumpang. Pesawat ini juga didesain dengan desain kokpit yang modern dan menjamin kenyamanan penumpang selama mengudara.
Pesawat ini memiliki dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter. Pesawat R80 mampu melesat hingga 330 knots atau sekitar 611 kilometer per jam. Sedangkan kecepatan ekonomisnya mencapai 290 knots atau sekitar 537 kilometer per jam.
Dalam sekali terbang, pesawat ini mampu menjangkau 1.480 kilometer.
Sementara itu, proyek pesawat ini resmi masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional.
Perpres tersebut mencantumkan 248 proyek yang masuk program Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, termasuk pesawat R80 yang ditargetkan terbang perdana 2022 mendatang.
Sedangkan saat ini sudah ada beberapa perusahaan maskapai nasional yang sudah melakukan pemesanan pesawat R80 melalui Letter of Intent (LoI).
Diantaranya NAM Air-anak perusahaan Sriwijaya Air-yang memesan 100 pesawat, Kalstar Aviation memesan 15 pesawat, dan Trigana Air Services memesan sebanyak 10 pesawat, dan Aviastar 5 pesawat.
Pembuatan pesawat R80 bertujuan untuk mempermudah akses transportasi atau konektivitas antar pulau di Indonesia.
Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie Akan Gunakan Teknologi Terkini
Presiden Direktur PT Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho mengungkapkan, pesawat rancangan Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie R80 akan menggunakan teknologi terkini yang bisa memberikan kenyamanan kepada penumpang.
"Kami akan memggunakan teknologi yang memaksimalkan produktivitas, dan meminimalkan biaya operasi, dan memaksimalkan kenyamanan baik untuk pilot maupun orang atau penumpang," ujar Agung di kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan, pada Kamis (28/9/2017) lalu.
Salah satunya adalah teknologi yang mampu meminimalisir suara kebisingan yang dihasilkan oleh baling-baling pada sisi kanan dan kiri sayap pesawat R80.
"Kami juga pakai teknologi yang membuat penumpang nyaman, jadi misalnya kebisingan akan kami atasi dengan active noise jadi bisingnya akan sangat rendah," paparnya.
Namun demikian, Agung menegaskan, pihaknya tidak akan menggunakan teknologi yang sedang dikembangkan dalam artian coba-coba.
Menurutnya, dengan menggunakan teknologi yang sudah terbukti akan memberikan kemudahan dalam hal perawatan, perbaikan, maupun ketersediaan suku cadang onderdil pesawat.
"Tentunya kami menggunakan teknologi yang sudah terbukti bukan teknologi yang sedang dalam percobaan, jadi supaya ada produk support, ada kepastian," jelasnya.
Selain itu, untuk ruang kemudi pesawat R80 juga akan menggunakan teknologi yang lebih memudahkan pilot dalam bekerja, termasuk menggunakan peralatan navigasi maupun radar yang tidak ketinggalan zaman hingga puluhan tahun mendatang.
"Sistem kendali kami juga akan pakai fly by wire untuk memudahkan pilot bekerja, avionic kami gunakan jenis-jenis yang bisa digunakan sistem navigasi udara pada 2020 keatas jadi kami buat pesawat itu lebih aman, lebih nyaman, lebih gampang dipelihara, sehingga itu bisa menjadi alat kerja bagi airline," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengajak masyarakat untuk ikut andil dalam proyek pengembangan purwarupa (prototype) pesawat rancangannya yakni R80 melalui skema penggalangan dana.
PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan perusahaan bentukan BJ Habibie bersama putranya Ilham Habibie, telah menjalin kerja sama dengan situs penggalangan dana melalui internet atau crowdfunding yakni Kitabisa.com.
Sebagai informasi, rencananya, prototype pesawat R80 akan diujiterbangkan pada tahun 2020 mendatang.
Setelah melewati tahapan proses sertifikasi, R80 baru akan diproduksi secara massal pada tahun 2025 dalam melayani penerbangan jarak pendek-menengah.
Hingga saat ini sudah ada beberapa maskapai dalam negeri yang menyatakan minatnya untuk menggunakan pesawat R80 rancamgan BJ Habibie. Adapun maskapai tersebut, antara lain Kalstar, Nam Air, Trigana Air, dan Aviastar dengan total 155 unit.
Berdasarkan data Kitabisa.com, untuk sementara sudah ada 1.704 donatur yang ikut memberikan donasinya dengan jumlah dana yang terkumpul mencapai Rp 499.264.387.
Mengapa Pesawat Rancangan BJ Habibie R80 Gunakan Mesin Baling-baling?
Proyek pengembangan pesawat buatan anak negeri tengah dikerjakan oleh perusahaan bentukan Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) bersama putranya Ilham Habibie.
Tak main-main proyek yang sudah masuk kedalam daftar proyek strategis nasional itu ditargetkan akan dilakukan uji terbang pesawat R80 rancangan BJ Habibie pada tahun 2020 mendatang dan akan diproduksi massal pada 2024.
Banyak pihak yang bertanya, mengapa BJ Habibie masih menggunakan teknologi mesin dengan baling-baling pada pesawat rancangannya, disaat perusahaan dirgantara lain telah menggunakan mesin jet.
Dengan lantang, Bapak yang mendapat julukan sebagai Bapak Teknologi itu menjawab mengapa pesawat rancangannya menggunakan mesin baling-baling.
Menurut Habibie, penggunaan mesin baling-baling disebabkan oleh beberapa faktor, faktor pertama adalah untuk efisiensi penggunaan bahan bakar pada pesawat.
Kemudian, kedua adalah dengan menyesuaikan faktor geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Sebab, R80 dirancang sebagai pesawat yang mampu melayani penerbangan antar pulau dengan jarak tempuh pendek hingga menengah.
"Yang dijelaskan Pak Habibe itu adalah ada dua macam teknologi, teknologi turbo jet atau turbo fan dan turboprop (baling-baling)," ujar Presiden Direktur PT Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho di kediaman BJ Habibie, Patra Kuningan, Jakarta, pada Kamis (28/9/2017) lalu.
Menurutnya, mesin pesawat dengan jenis turbo jet akan lebih banyak memakan bahan bakar dibandingkan dengan mesin turbo prop, sebab, daya dorong mesin jet lebih besar dibandingkan baling-baling.
"Teknologi turbo jet atau turbo fan itu pada prinsipnya dihasilkan dari suatu proses yang ada di dalam tubuh turbin, jadi daya dorongnya disemburkan dari dalam (turbin)," ungkapnya.
Sedangkan, untuk baling-baling, lanjut Agung, dalam menerbangkan pesawat tidak menggunakan semburan turbin tetapi menggunakan daya dorong dari baling-baling.
"Jadi turbin tadi dipakai untuk (gerakan) baling-baling melalui gear box, dan daya dorong itu untuk turboprop jauh lebih efisien untuk penerbangan kecepatan rendah," pungkasnya.
Agung menambahkan, dalam pembuatan pesawat tersebut, pihaknya membuka peluang menggunakan mesin pesawat dari dua pabrikan mesin pesawat asal Amerika dan Inggris.
"Ada dua kandidat, satu dari Amerika, Kanada tepatnya Pratt & Whitney dan juga Rolls Royce, Inggris. Itu jelas yang dibutuhkan oleh R80, harus disesuaikan dengan kebutuhan energi yang menopang R80," jelas Agung.
Sebagai informasi, rencananya, prototype pesawat R80 akan diujiterbangkan pada tahun 2020 mendatang. Setelah melewati tahapan proses sertifikasi, R80 baru akan diproduksi secara massal pada tahun 2024 dalam melayani penerbangan jarak pendek-menengah.
Hingga saat ini sudah ada beberapa maskapai dalam negeri yang menyatakan minatnya untuk menggunakan pesawat R80 rancamgan BJ Habibie. Adapun maskapai tersebut, antara lain Kalstar, Nam Air, Trigana Air, dan Aviastar dengan total 155 unit.
BJ Habibie Ajak Masyarakat Sumbang Dana untuk Pengembangan Pesawat R80
Presiden Ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengajak masyarakat untuk ikut andil dalam proyek pengembangan purwarupa (prototype) pesawat rancangannya yakni R80 melalui skema penggalangan dana.
Menurut Habibie, saat ini sudah saatnya industri dirgantara nasional bangkit kembali dengan belajar dari masa lalu.
"Jika pesawat R80 tidak terwujud, pembuatan pesawat terbang di bumi Indonesia berakhir. Tidak ada sumber daya manusia terbarukan, tidak ada motivasi," tegas Habibie saat konferensi pers di kediamannya, Patra Kuningan, Jakarta, pada Kamis (28/9/2017) lalu.
PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan perusahaan bentukan BJ Habibie bersama putranya Ilham Habibie, telah menjalin kerja sama dengan situs penggalangan dana melalui internet atau crowdfunding yakni Kitabisa.com.
Dengan demikian, masyarakat umum bisa memberikan partisipasinya melalui website tersebut guna ambil bagian dalam pengembangan pesawat R80.
Menurutnya, cara tersebut merupakan upaya untuk membangkitkan kembali industri dirgantara nasional.
“Kita bangkit kembali, it's your future, saya merasa berdosa kalau saya masa bodoh dengan perkembangan dirgantara Indonesia,” ujar Habibie.
Habibie menegaskan, proyek pesawat rancangannya bukanlah milik dirinya pribadi, tetapi milik bangsa dan rakyat Indonesia, dengan itu dirinya mengajak masyarakat untuk turut andil dalam proyek tersebut.
“Bahwa sejatinya pesawat ini rakyat yang memilikinya,” kata Habibie.
Sementara itu, Direktur PT RAI, Agung Nugroho, menjelaskan dana yang dikumpulkan melalui crowdfunding akan digunakan untuk membantu para ahli mengembangkan pesawat R80, juga sebagai bentuk kampanye agar masyarakat luas mengetahui upaya pembangunan industri kedirgantara Indonesia.
“Bantuan pemerintah tidak dalam bantuan uang, tapi fasilitas. Kalau mendapatkan bantuan, ini tentunya dapat mendorong investor,” jelas Agung.
Dalam kampanye penggalangan dana proyek pesawat R80, PT RAI dan Kitabisa.com mengajak para publik figur dan buzzer, antara lain Andien Aisyah, Nadine Chandrawinata, Melanie Subono, dan Andovi Lopez.
Rencananya, prototype pesawat R80 akan diujiterbangkan pada tahun 2020 mendatang. Setelah melewati tahapan proses sertifikasi, R80 baru akan diproduksi secara massal pada tahun 2024 dalam melayani penerbangan jarak pendek-menengah.
Tidak ada komentar: