Ads Top

Tak Sekadar untuk Bawa Barang, Ini Fungsi Noken di Papua

Tas Noken

NOTESIAGOY - Bagi masyarakat Papua, tas atau yang biasa disebut noken nampaknya bukan hanya sekadar alat untuk membawa barang. Lebih dari itu, noken memiliki nilai budaya yang terus diwariskan leluhur.

Ketua Komunitas Mamak Noken Raja Ampat, Yeni mengatakan noken di Papua ada lebih dari satu jenis. Noken Wamena yang terbuat dari akar, akan berbeda dengan noken di Raja Ampat. Karena warisan leluhurnya pun berbeda.


ibu ibu sedang membuat tas noken

"Noken itu warisan, jadi merupakan budaya yang harus dilestarikan. Fungsinya tak hanya untuk bawa barang, tapi sampai penyambutan tamu dan yang lain," kata Yeni yang biasa disapa kaka Yuni.

Noken Raja Ampat terbuat dari ilalang liar, yang hanya tumbuh di beberapa rawa pulau saja. Seperti rawa di Pianemo.

Noken khas Raja Ampat tersebut, punya beberapa desain yang berbeda, tergantung fungsinya. Seperti untuk penyambutan raja, terdapat mahkota empat di atasnya, sebagai penutup tas atau noken. Sedangkan untuk rakyat biasa, berbentuk kotak biasa.

"Noken ini sebenarnya sudah tidak perlu dikenalkan lagi, karena sudah merupakan budaya. Tapi memang dulu hanya sekadar pengisi waktu luang, jadi hanya satu-dua saja ditemukan wisatawan, padahal ini amat bernilai," ungkap Yuni.


ibu ibu sedang membuat noken

Ia mejelaskan, dahulu noken sangat berguna fungsinya, mulai membawa barang, tempat-tempat menyimpan barang di rumah, hingga simbol penyambutan saat ada tamu adat.

Menurutnya, di Raja Ampat ini semua bahan membuat noken sebenarnya sudah ada dari mulai ilalang, pelepah sagu, daun tikar, dan kulit kayu. Namun, pewarnaan motif-motif yang baik, pemasaran, dan banyak lainnya mereka masih bingung.

Oleh karena itu, ia rasa butuh orang yang bisa menjembatani itu. Memberikan semangat, memberikan penyuluhan, hingga menyambungkan masyarakat pada wisatawan sebagai pasar, dan pemerintah sebagai pendukung.

"Saya hanya ingin, kampung ini bukan hanya bisa dilihat lautnya, tapi juga ada masyarakat yang di dalamnya berbudaya, dan menghasilkan kreativitas," tutup Yeni.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.