Lumpish, si Hiu Greenland yang Tertua dan Terpanjang di Bumi
NOTESIAGOY - Seekor hiu aneh ditemukan di perairan Arktik belum lama ini. Dijuluki Lumpish, spesies ini memiliki sirip yang kecil dan bagian matanya terdapat parasit mirip cacing yang sepertinya hidup di sana.
Namun, spesies ini memiliki daya tarik yang tak terbantahkan. Lumpish adalah salah satu hiu predator terbesar di dunia, ia tumbuh hingga delapan belas kaki panjangnya.
Sejarah hidupnya pun diklaim menarik, sebab ia berada di kotak hitam Arktik, dan telah menghabiskan beberapa dekade tumbuh di sana.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa umur spesies tersebut mungkin akan luar biasa, berdasarkan tingkat pertumbuhan seekor hiu yang lambat.
Untuk menentukan umur ikan hiu tersebut, ahli biologi menghitung cincin pertumbuhan pada duri dan tulang belakang mereka. Namun, hiu Greenland tak memiliki tulang yang keras bahkan tulang belakang mereka sangat lembut.
Hiu Greenland tumbuh sangat tua, sangat lambat. Hewan tersebut diperkirakan berusia paling sedikit 272 tahun, namun para periset berpikir bahwa mereka dapat hidup dengan baik di atas 400 tahun, dan tidak mencapai kematangan seksual sampai usia 150 tahun.
Sangat mungkin beberapa hiu Greenland tertua masih hidup hingga hari ini.
Namun, beberapa populasi hiu blighted memiliki krustasea semacam parasit yang menempel ke bola mata mereka dan menggantung di sana selamanya, perlahan-lahan membuat hiu hampir benar-benar buta.
Meskipun kecepatan berenang rata-rata 0,76 mil per jam, seekor hiu buta masih bisa mengunyah mangsa, mungkin menyergapnya saat mereka tidur.
Mereka juga tampaknya pemulung oportunistik dan telah dikenal untuk memoles bangkai kuda, rusa dan rusa kutub yang jatuh dari gunung es.
Berkat sejenis antibeku alami yang ada di dalam tubuh, itu membantu mereka mengatasi suhu air yang hampir membeku.
Perlu diketahui, hiu Greenland memiliki daging yang beracun bagi manusia.
Jika manusia memakannya terlalu banyak, akan menyebabkan gejala mirip dengan kemabukan, dan bisa berakibat fatal dalam keadaan ekstrim.
Orang Islandia belajar untuk mengatasi toksisitas ini dengan mengubur daging hiu di tanah selama beberapa bulan sebelum menggantungnya kering dan memotongnya menjadi potongan kecil. Camilan ini, yang disebut Hákarl, berbau sedikit seperti produk pembersih karena kandungan amonia yang sangat tinggi.
Sumber: The New Yorker, pada Sabtu (25/11/2017) lalu.
Tidak ada komentar: