Miris! Ganasnya Pemanasan Global Membuat Laut di Asia Tengah Ini Jadi Gurun Tandus!
NOTESIAGOY -- Laut Aral di Asia Tengah ini sekarang kondisinya sangat memprihatinkan. Bagian Laut Aral yang dulunya penuh terisi dengan air, kini hanya menyisakan daratan yang kering kerontang. Fenomena di Laut Aral ini adalah bukti nyata keganasan perubahan iklim yang ekstrem atau pemanasan global.
Meskipun diberi nama Laut Aral, sebenarnya ini adalah sebuah danau yang sangat luas. Laut Aral kini luasnya hanya tersisa 10 persen saja. Fenomena ini juga berdampak serius bagi kehidupan warga kota Moynaq yang berada di pinggir Laut Aral.
Kota ini memang yang terkena dampak paling parah dari masalah kekeringan ini. Bahkan penduduknya sekarang hanya tinggal 18 ribu jiwa dari total 100 ribu jiwa sebelum bencana ini terjadi. Dan inilah penampakan betapa mengerikannya efek pemanasan global di Laut Aral.
1. Air Laut Aral yang menguap menyisakan bangkai kapal yang teronggok di tengah laut
(sumber foto: www.geografiainfinita.com)
Laut Aral yang dulunya penuh dengan air, kini terlihat gersang dan menyisakan sebuah padang pasir. Beberapa bangkai kapal pun terlihat tergeletak di atas hamparan padang yang tandus. Bagian Laut Aral yang mengering ini berada di Kota Moynaq di bagian utara Uzbekistan.
2. Inilah gambaran bagaimana perubahan Laut Aral dari air yang melimpah hingga menjadi daratan yang tandus
(sumber foto: cdn.newsapi.com.au)
Dari pemandangan birunya air laut berubah menjadi hamparan padang pasir yang tandus. Hingga saat ini bagian Laut Aral yang masih tersisa hanya tinggal 10 persen saja.
3. Sejauh mata memandang hanya ada daratan tandus dan beberapa bangkai kapal
(sumber foto: static3.businessinsider.com)
Perubahan cuaca yang ekstrem memang membuat Laut Aral mengering. Namun, pembelokan dua sungai besar yang merupakan sumber utama di Laut Aral juga menjadi salah satu penyebabnya.
Laut Aral yang mengering memang terlihat sangat menyedihkan. Tapi bagi anak-anak yang tinggal di Kota Moynaq, bangkai kapal di daerah Laut Aral yang mengering justru menjadi mainan yang menyenangkan. Berlarian di antara bagkai kapal ini menjadi hal yang mengasyikkan bagi mereka.
Sungguh menyedihkan keadaan di Laut Aral ini, yang dulunya air berlimpah, sekarang kering kerontang dan tandus. Semoga ada jalan keluar bagi masalah kekeringan masyarakat Kota Moynaq akibat terjadinya pemanasan global.
Meskipun diberi nama Laut Aral, sebenarnya ini adalah sebuah danau yang sangat luas. Laut Aral kini luasnya hanya tersisa 10 persen saja. Fenomena ini juga berdampak serius bagi kehidupan warga kota Moynaq yang berada di pinggir Laut Aral.
Kota ini memang yang terkena dampak paling parah dari masalah kekeringan ini. Bahkan penduduknya sekarang hanya tinggal 18 ribu jiwa dari total 100 ribu jiwa sebelum bencana ini terjadi. Dan inilah penampakan betapa mengerikannya efek pemanasan global di Laut Aral.
1. Air Laut Aral yang menguap menyisakan bangkai kapal yang teronggok di tengah laut
(sumber foto: www.geografiainfinita.com)
Laut Aral yang dulunya penuh dengan air, kini terlihat gersang dan menyisakan sebuah padang pasir. Beberapa bangkai kapal pun terlihat tergeletak di atas hamparan padang yang tandus. Bagian Laut Aral yang mengering ini berada di Kota Moynaq di bagian utara Uzbekistan.
2. Inilah gambaran bagaimana perubahan Laut Aral dari air yang melimpah hingga menjadi daratan yang tandus
(sumber foto: cdn.newsapi.com.au)
Dari pemandangan birunya air laut berubah menjadi hamparan padang pasir yang tandus. Hingga saat ini bagian Laut Aral yang masih tersisa hanya tinggal 10 persen saja.
3. Sejauh mata memandang hanya ada daratan tandus dan beberapa bangkai kapal
(sumber foto: static3.businessinsider.com)
Perubahan cuaca yang ekstrem memang membuat Laut Aral mengering. Namun, pembelokan dua sungai besar yang merupakan sumber utama di Laut Aral juga menjadi salah satu penyebabnya.
Laut Aral yang mengering memang terlihat sangat menyedihkan. Tapi bagi anak-anak yang tinggal di Kota Moynaq, bangkai kapal di daerah Laut Aral yang mengering justru menjadi mainan yang menyenangkan. Berlarian di antara bagkai kapal ini menjadi hal yang mengasyikkan bagi mereka.
Sungguh menyedihkan keadaan di Laut Aral ini, yang dulunya air berlimpah, sekarang kering kerontang dan tandus. Semoga ada jalan keluar bagi masalah kekeringan masyarakat Kota Moynaq akibat terjadinya pemanasan global.
Tidak ada komentar: