Mahasiswa Unair Ciptakan Surgical Lem Kebocoran Jantung dari Lendir Siput
Ilustrasi lem medis | Sumber foto: karplab.net
NOTESIAGOY - Mahasiswa Indonesia saat ini terus berkreasi dalam memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat. Salah satunya adalah ide kreatif dari mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang menciptakan teknologi lem bagi bedah jantung. Lem tersebut dibuat dengan bahan dasar lendir siput (Achtina sp).
Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id/Bagus Ramadhan, pada Senin 4 September 2017, inovasi lem bagi bedah jantung ini dimotori lima mahasiswa Unair dari jurusan Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi. Yaitu Juliani Nurazizah Setiadiputri, Hana Zahra Aisyah, Putri Nurfriana Ramadhani, Putri Desyntasari, dan Diana Fitri.
Menurut Juliani, penyakit jantung bocor itu sering terjadi pada anak-anak. Penyakit tersebut berwujud abnormalitas struktur makroskopis jantung, atau pembuluh darah besar intratoraks. Padahal pembuluh darah tersebut memiliki fungsi pasti, atau potensial yang penting bagi tubuh.
Mahasiswa Unair pencipta surgical lem | Sumber foto: otonomi.co.id/goodnewsfromindonesia.id
Penyebab abnormalitas jantung bawaan tersebut, antara lain diduga karena penggunaan berbagai macam jenis obat yang dikonsumsi ibu saat hamil, penyakit dari ibu sendiri, paparan sinar rontgen, dan juga penyakit genetik lainnya. Menangani kasus kebocoran jantung, biasanya dilakukan tindakan operasi.
Cara umum yang dilakukan dalam tindakan operasi abnormalitas jantung adalah dengan sutures (jahitan) atau staples. Sayangnya, penggunaan metode tersebut seringkali menimbulkan berbagai permasalahan baru, dikarenakan sutures dan staples biasa dilakukan pada jaringan organ. Sehingga proses penyembuhannya memerlukan waktu lebih lama, menyebabkan luka pada jaringan di sekitarnya.
Melihat permasalahan tersebut, kelima mahasiswa Unair berusaha menawarkan solusi lain berupa surgical glue berbasis lendir siput. Bahan tersebut dipandang alami yang mudah ditemukan di Indonesia. Surgical glue yang dikembangkan tersebut diklaim memiliki elastisitas yang baik sehingga mampu beradaptasi dengan pergerakan dinamis jaringan organ.
Selain itu, lem tersebut memiliki taraf biokompatibilitas yang sangat baik, biodegradabel, memiliki kekuatan adhesi tinggi, dan resisten terhadap tekanan terutama yang disebabkan oleh cairan dalam tubuh. Selain itu, lendir siput juga memiliki sifat anti bacterial.
Tidak ada komentar: