Ads Top

Wow, Dompet Karya Seniman di Bandung Ini Bisa Laku Dijual Rp 5 Juta, Artistik Banget

dompet kulit pahatan
Dompet Kulit Pahatan | Sumber foto: Tribunjabar/Isa Rian Fadilah

NOTESIAGOY - Selama ini kita mengenal produk aksesoris kulit sebagian besar polos. Kalau pun ada corak atau tulisan, itu dibuat dengan mesin grafir atau laser. Kesan artistiknya menjadi berkurang lantaran ada sentuhan mesin.

Para peminat produk kulit tentu menghargai suatu karya yang dibuat dengan tangan. Mereka rela membayar berapa pun jika telah terpikat sebuah produk kulit. Apalagi jika produk kulit tersebut penuh dengan corak-corak yang dipahat.

Aksesoris kulit pahat di Kota Bandung masih sangat jarang ditemui. ZBD Hasta menjadi salah satu produsen barang langka ini.

ZBD Hasta merupakan sebuah industri rumahan yang bergerak dibidang kerajinan tangan seperti aksesoris kulit, aksesoris metal, dan modifikasi motor. Dompet, tas, sabuk, saddle bag, strap gitar, atau apapun aksesoris permintaan konsumen bisa dibuat di sini dari kulit. Menarik memperhatikan pahatannya yang begitu cantik dan detail.

tas kulit pahatan
Tas Kulit Pahatan | Sumber foto: Tribunjabar/Isa Rian Fadilah

Umumnya dompet, salah satu produk terfavorit, dipahat membentuk pola bunga yang menjadi motif standar internasional, khususnya di bidang aksesoris kulit pahatan. Tak jarang motifnya berbentuk tengkorak, paduan antara bunga dan tengkorak, atau gambar apapun yang diminta pemesan.

"Asal ada gambarnya, apa aja bisa dibuat. Saya lebih ke kulit. Kalau motor ada lagi temen yang ngerjain," ujar pemilik ZBD Hasta, Tatang 'Bengbeng' Sunandar saat ditemui di Click Square, Jalan Naripan, Kota Bandung, pada Senin (4/9/2017) lalu.

Beragam model tas dibuat di ZBD Hasta. Sling bag, backpack, dan posman yang umum disukai pemesan bisa didapat di sini. Tak hanya dari kulit sapi, sejumlah aksesoris ZBD Hasta pun ada yang dibuat dari kulit nabati. Biasanya kulit nabati digunakan untuk membuat saddle motor atau strap jam tangan.


sadel motor kulit pahatan

ZBD Hasta sudah mulai berkarya sejak 2014. Berkat kualitas pahatan yang mumpuni, produknya bahkan sudah rutin dipesan oleh pelanggan di Jepang untuk dijual kembali. Setiap bulannya, Bengbeng mengirim lima buah dompet ke Negeri Sakura. Motif koi banyak disukai pemesan asal Jepang.

"Semua handmade, bikin satu dompet handmade itu kalau penuh pahatan bisa satu minggu," kata Bengbeng.

Bengbeng tak mau asal menggunakan perkakas untuk membuat produk kulit. Demi kualitas, sebanyak lebih dari 100 paku beragam jenis diimpornya. Bengbeng benar-benar mengandalkan perkakas tersebut dalam berkarya.

Tentu saja, tanpa bakat yang terus diasah, seperangkat perkakas tersebut hanyalah sebuah perkakas, tak ada artinya.

Setelah kulit dipahat, ia menggunakan tinta khusus pahatan yang juga diimpornya. Tinta tersebut berfungsi menjaga ketahanan kulit dan pahatan.

Menurutnya, ia terpaksa mengimpor perkakas dan tinta khusus pahatan karena ia belum mendapatkan keduanya di dalam negeri yang kualitasnya sebanding.

"Maksimal dalam satu kulit itu saya pakai enam model pahatan. Perajin kulit pahat itu masih bisa dihitung jari," katanya.

Sebagian besar pembeli produk ZBD Hasta adalah mereka yang mengerti seni dan fanatik terhadap produk kulit. Untuk produk tertentu, Bengbeng menggunakan pirograf, sejenis solder, yang berfungsi memberikan efek bakar pada kulit.

Dalam membuat aksesoris, Bengbeng mengawalinya dengan membuat gambar langsung di kulit. Kemudian dirobek dengan pisau khusus lantas dipahat dan diwarnai.

Tinta yang digunakannya memakan waktu beberapa jam untuk mengering. Tinta dicampur air saja tanpa tiner atau alkohol. Menurutnya, tiner atau alkohol dikhawatirkan dapat merusak kulit.

"Saya otodidak. Awalnya pakai paku biasa. Lalu belajar sendiri dan akhirnya dapat alat-alatnya," katanya.

Sebagian besar produk ZBD Hasta dipasarkan secara daring. Proses kreatif ZBD Hasta bisa dikunjungi di Jalan Waas No 10, Bantununggal, Kota Bandung.

"Saya selalu bikin setiap hari. Sekali unggah ke medsos langsung laku. Kalau ada yang pesen banyak saya nyewa orang. Itu biasanya untuk merchandise pernikahan," ujarnya.

Ia jarang mengikuti pameran craft seperti kebanyakan produsen produk kulit. Hingga kini ia masih mengandalkan pasar daring. Saat ini, menurutnya, pameran aksesoris pahat masih langka.

"Orang cenderung kulit itu dipress atau di-emboss dan lasser. Kalau ini dipahat, seninya di situ," katanya.

ZBD Hasta telah dipesan oleh pelanggan dari berbagai daerah seperti Bali, Sumatra, Kalimantan, Jakarta, dan Bandung. Untuk pemesanan luar kota, ia memberlakukan minimal order.


tas kulit pahat

Hasta pun pernah secara langsung dipesan artis musik Ipang Lazuardi. Untuk dompet polos, ia membanderol mulai Rp 150 ribu. Dompet pahat dijual dengan harga Rp 500 ribu ukuran standar, Rp 850 ribu ukuran sedang, dan Rp 1 juta untuk ukuran panjang lengkap dengan aksesoris dompet seperti rantai kulit dan lainnya.

"Saya jual Rp 2 juta ke Jepang. Tapi di Jepang dijual lagi Rp 5 juta laku," katanya.

Ia pernah mendapat pengalaman menarik. Saking bagusnya pahatan ZBD Hasta, pembelinya tidak percaya bahwa itu dipahat.

"Pernah di Dago ada bule, dia pengen lihat bener tidak ini dipahat. Sampai nginep di rumah saya 3 hari, ngeliat saya ngerjain. Lalu dia ngasih saya Rp 5 juta untuk satu dompet," kata Bengbeng.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.