Ads Top

7 Fakta Tentang Malahayati, Laksamana Wanita Pertama Di Dunia Yang Bikin Kagum

Malahayati
Laksamana Malahayati | Sumber foto: malahayati.ac.id

NOTESIAGOY - Keumalahayati atau lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional. Namanya menjadi satu dari segelintir prajurit wanita yang diakui jasa-jasanya kepada negara.

Sebagai seorang pejuang yang berusaha mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajah, Malahayati menorehkan sederet kemenangan. Nama pelaut muslim ini pun dikenal dunia sebagai sosok yang mengagumkan.


Wagub memberikan gelar pahlawan Malahayati
Pemberian gelar pahlawan laksamana Malahayati

Berikut ini sejumlah fakta-fakta unik tentang Laksamana Malahayati yang membanggakan.


1. Laksamana wanita pertama di dunia pelayaran modern

Jika nama Artemisia I dari Caria tidak dihitung, maka Malahayati adalah laksamana wanita pertama yang diketahui dunia modern.

Malahayati yang merupakan cicit Sultan Salahuddin Syah memasuki akademi militer kerajaan, Ma'had Baitul Makdis begitu menamatkan pendidikan sebagai santriwati. Di sini Malahayati tampil sebagai pelajar yang berprestasi. Karena itulah dia berhasil menjadi komandan protokol istana.

Setelah sang suami gugur di pertempuran Selat Malaka melawan Portugis, Malahayati membentuk armada sendiri untuk menggantikan mendiang suaminya bertempur.


2. Pasukannya para janda, tetapi tangguh di lautan

Malahayati adalah panglima dari Inong Balee, armada pelayaran beranggota para janda pejuang Aceh yang gugur di pertempuran Selat Malaka. Meskipun prajuritnya para janda, armada pimpinan Malahayati sangat tangkas di bidang militer.

Mereka menyusun sistem pertahanan yang kuat di daratan maupun lautan. Mereka juga memiliki benteng di Teluk Lamreh Kraung Raya dan 100 kapal.

Ketangguhan Malahayati dan pasukannya membuat armada Portugis bisa dipukul mundur di abad 16. Mereka juga berhasil menggugurkan utusan Belanda, Cornelis de Houtman pada tanggal 11 September 1599.


3. Dipilih sang raja, disegani kaum pria

Walaupun seorang wanita yang hidup di zaman kuno di mana para lelaki mendominasi, Malahayati mampu mendapatkan penghormatan yang layak dari para pria. Dia bahkan ditunjuk secara langsung oleh Sultan Alauddin Mansur Syah untuk menjadi laksamana pertamanya.

Saat itu Aceh sedang ketat-ketatnya menjaga perairan Selat Malaka agar tak bernasib sama seperti tetangganya yang jatuh ke tangan Portugis. Konon para jenderal dan pasukan pun menaruh hormat kepada perempuan ini.


4. Bikin Belanda minta maaf

Setelah Portugis, Aceh harus menghadapi upaya invasi dari Belanda. Setelah armada pimpinan Cornelis de Houtman berhasil dikalahkan oleh Malahayati, giliran pasukan Paulus van Caerden yang mencoba menerobos perairan Aceh pada tahun 1600. Mereka menjarah dan menenggalamkan kapal bermuatan rempah, membuat raja Aceh naik pitam.

Tantangan ini dijawab Malahayati dengan memerintahkan penangkapan Laksamana Belanda, Jacob van Neck pada tahun 1601. Perlawanan sengit dari armada Malahayati dan ancaman Spanyol membuat Belanda menyerah.

Penguasa negeri kincir, Maurits van Oranje mengirim utusan diplomatik beserta surat permintaan maaf kepada Kerajaan Aceh. Kedua utusan tersebut ditemui oleh Malahayati sendiri dan berbuah kesepakatan gencatan senjata.

Belanda setuju membayar 50 ribu gulden sebagai kompensasi atas tindakan Paulus van Caerden, sementara Malahayati membebaskan sejumlah tahanan Belanda yang ditawan pasukannya.


5. Bikin Inggris gentar bahkan sebelum maju bertempur

Reputasi Malahayati yang tak kenal ampun membuat Inggris yang hendak melalui Kerajaan Aceh jadi ciut. Daripada mengirim pasukan dan kalah telak, akhirnya mereka memilih memasuki Aceh dengan jalan damai.

Ratu Elizabeth, penguasa Inggris kala itu memilih untuk mengutus James Lancaster disertai surat permintaan izin kepada Sultan Aceh untuk membuka jalur pelayaran menuju Jawa. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1602.


6. Gugur sebagai prajurit

Malahayati meneruskan perjuangannya untuk melindungi perairan Aceh hingga akhir hayat. Dia gugur dalam pertempuran melawan armada Portugis yang kali ini dipimpin oleh Alfonso de Castro. Jasadnya dimakamkan di Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Malahayati disebut masih memimpin pasukan Aceh menghadapi armada Portugis yang menyerbu Kreung Raya Aceh pada Juni 1606. Sejumlah sumber sejarah bahkan menyebut Malahayati gugur dalam pertempuran melawan Portugis itu. Dia kemudian dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.


7. Namanya terdengar hingga ke China dan tanah barat

Kehebatan Malahayati di lautan membuat namanya dikenal di negara-negara lain. Selain Belanda, Portugis, dan Inggris yang ketakutan dibuatnya, nama Malahayati juga terdengar sampai ke negeri Tiongkok. Sejumlah sejarawan menjajarkan namanya dengan Katerina Agung dari Rusia.


Itulah sejumlah fakta menarik tentang Malahayati sang pahlawan nasional dari tanah rencong.
Sumber: Melayu Online, Ruang Baca, Mvslim.com


Melihat makam Laksamana Malahayati yang telah dipercantik

makam laksamana malahayati
Makam Laksamana Malahayati | Sumber foto: Merdeka.com/afif

Papan nama 'Situs Cagar Budaya Makam Laksamana Malahayati' terpasang di depan sebelum masuk ke areal makam pahlawan nasional yang baru saja dinobatkan oleh Presiden Joko Widodo. Di belakang terdapat sebuah bangunan yang dibuat untuk pengunjung beristirahat.

Kicauan burung dan semilir angin sepoi-sepoi menyambut setiap pengunjung berada di sana. Makam tertutup dengan pepohonan yang rindang, hingga pengunjung bisa melepaskan penat meskipun mentari sedang terik.

Memperingati hari pahlawan nasional setiap tanggal 10 November. Laksamana Malahayati, atau di Aceh lebih sering ditulis Laksamana Keumalahayati dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

Presiden Joko Widodo menetapkan Malahayati sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) No 115/TK/Tahun 2017 yang ditandatangani pada 6 November 2017.


Makam pahlawan nasional perempuan di Aceh yang gigih melawan Belanda pun dipugar. Sekarang sudah tampil apik setelah direnovasi. Bangunan makam tersebut sudah dicat ulang berwarna putih divariasi dengan warna coklat.


makam laksamana malahayati

Di atas bukit Gampong Lamreh, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, makam Laksamana Keumalahayati berdiri kokoh. Panorama bukit barisan menghiasi pekarangan makam bagaikan taman bagi almarhumah.

Untuk menuju ke makam pahlawan nasional ini, Anda harus menempuh perjalanan dari ibu kota Banda Aceh sekitar 30 kilometer, atau satu jam lebih perjalanan darat.

Sampai di lokasi, dari pemukiman warga pengunjung harus melalui seratus anak tangga, baru sampai ke makam. Arsitekur bangunan makam berbentuk segi empat, pinggirannya terpasang keramik hingga ke tiang bangunan.

Makam Malahayati terdapat enam batu nisan berwarna putih, tiga berada di sisi kepala dan tiga di kaki.

Riandi, seorang pengunjung mengatakan usai diangkat jadi pahlawan nasional makam mulai dibersihkan dan pugar. Sekarang sudah tampil lebih bagus dari sebelumnya.

"Kondisi makam dulu sedikit kurang bersih dan warna bangunannya pun sudah pudar. Semoga kondisi seperti sekarang ini bisa terus dijaga bukan hanya karena momen ini saja," katanya, pada hari Jumat (10/11/2017) lalu.


makam laksamana malahayati

Laksamana Malahayati merupakan perempuan pejuang di Serambi Mekkah pada masa Kesultanan Aceh. Darah pejuangnya memang turun dari ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah.

Bahkan, kakeknya dari garis keturunan ayah juga seorang Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah tahun 1530-1539 M.

Sedangkan Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (memerintah 1513-1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.

Berdasarkan Wikipedia, setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Kerajaan, Mahad Baitul Maqdis, akademi militer yang didukung oleh Sultan Selim II dari Turki Utsmaniyah, yang kemudian Malayahati menemukan cinta sejatinya yang belum diketahui namanya.


laksmanan hayati
Laksamana Malahayati

Malahayati memegang jabatan kepala Barisan Pengawal Istana Penglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV pada tahun 1585-1604.

Lalu karirnya semakin melejit hingga ia memimpin 2000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal belanda tanggal 11 September 1599.

Saat itu yang semakin membuat nama Laksamana Malahayati semakin disegani, berhasil membunuh Cornelis de Houtman saat pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia pun mendapat gelar Laksamana hingga sekarang sudah dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

Laksamana Malahayati juga berhasil menangkap saudara kandung Cornelis, yaitu Federick de Houtman. Federick kemudian dijebloskan dalam penjara Kerajaan Aceh. Peristiwa ini menjadi saksi bagaimana kekuatan sosok panglima laut yang dipimpin oleh seorang Laksamana wanita di Tanah Rencong.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.