Ads Top

6 Revolusi Canggih Dunia Forensik Yang Akan Minimalisir Kejahatan!

teknologi forensik

NOTESIAGOY - Untuk polisi, kriminolog, jaksa penuntut umum, hingga ilmuwan forensik, adanya teknologi yang mendukung ilmu forensi tentu sangat penting untuk menangkap penjahat dengan lebih baik, tepat, dan efektif.

Ilmu forensik sendiri sudah digunakan untuk menginvestigasi kasus hilangnya seseorang, pelecehan seksual, pembunuhan, hingga berbagai kejahatan yang tereksekusi dengan sangat rapi.

Teknologi jadi aspek yang sangat penting dalam hal ini, terutama jika berbagai investigasi konvensional seringkali menemui jalan buntu. Berbagai inovasi bisa merevolusi dunia forensik agar penjahat tak bisa bebas melakukan kegiatannya sembarangan.

Berikut beberapa di antaranya.


1. Algoritma pemindai wajah

Algoritma pemindai wajah

Beberapa smartphone saat ini sudah memiliki pemindai wajah yang canggih. Sebut saja iPhone X menggunakan pemindai wajah Face ID untuk sistem keamanan utamanya. Hal ini juga sudah dimiliki Samsung S8 serta Samsung Note 8.

Permasalahannya, yang dibutuhkan oleh tim forensik adalah pemindaian wajah melalui foto, yang tak selalu pada kondisi gambar terbaik. Tentu pemindai wajah yang ada di smartphone akan selalu pada kondisi ideal karena menggunakan kamera infra merah yang terdedikasi khusus, namun di sini, identifikasi hanya bisa melalu gambar dengan resolusi rendah, bahkan dari potongan video.

Beberapa waktu yang lalu, terdapat sebuah solusi dari masalah ini. Sebuah perusahaan bernama Animetrics, mengembangkan software yang mampu mengubah gambar menjadi 3D. Dengan sedikit pengembangan, di masa depan akan disimpan data algoritma seluruh wajah di cloud, dan objek pelaku kejahatan yang dicurigai akan bisa semakin mengerucut.


2. Analisa sidik jari

sidik jari

Di era sekarang, ternyata sidik jari tak cuma soal cap yang ada di jari-jari kita. Menurut Annemieke van Dam dari Academic Medical Center University of Amsterdam, sidik jari itu terdiri dari protein dan lemak yang dikeluarkan dari kulit kita. Sehingga, sidik jari bukan cuma bisa memberitahu ini milik siapa, namun juga siapa kita.

Hal ini bisa berupa apa yang dia makan, apakah daging atau vegetarian, bahkan apa yang habis dia pegang.

Jika berhasil dikembangkan di masa depan, hasil analisis sidik jari akan sangat penting untuk kasus kriminal. Diperkirakan, di masa depan, DNA sidik jari dapat digunakan untuk mengembangkan profil genetik tersangka, yang memungkinkan penyidik mendapatkan informasi sangat detil dari tampilan fisik subyek.


3. Prediksi warna rambut dan warna mata

warna rambut dan warna mata

Prosedur forensik yang dikenal dengan pheontyping, memungkinkan penyidik untuk memprediksi warna rambut dan warna mata tersangka. Hal ini akan sangat memudahkan polisi yang tak perlu lagi bergantung pada apakah profil DNA pelaku sudah tersimpan dalam database atau belum untuk proses investigasi.

Dengan menggunakan 24 varian DNA yang mampu memprediksi warna mata dan rambut serta enam penanda genetik, sebuah sistem bernama HI Iris Plex, dapat memprediksi warna rambut pirang dengan tingkat keakuratan 69,5 persen, rambut cokelat 78,5 persen, rambut merah 80 persen, serta rambut hitam 87,5 persen.

Sistem ini juga dapat membedakan antara orang bermata cokelat berambut hitam yang berasal dari Eropa ataupun non-Eropa, dengan tingkat keakuratan 86 persen. Pengujian menunjukkan bahwa leluhur geografis tak akan mempengaruhi hasil.

Di masa depan, alat dan sistem ini akan sangat memudahkan penyelidikan forensik.


4. Identifikasi mikrobiomik

teknologi forensik

Banyak organisme mikroskopis hidup di dalam dan di kulit rambut kita. Di masa depan, sekelompok mikroorganisme dalam tubuh yang disebut sebagai mikrobiom ini, bisa membantu polisi dalam menangkap penjahat.

Mikrobiom sendiri berjumlah jauh lebih banyak dari sel kita sendiri, dengan rasio 20 banding 1. Namun tidak ada mikrobiom yang sama antara satu orang dan lainnya, dan mikroorganisme ini stabil setiap waktu, kecuali setelah berhubungan intim.

Hal ini sangat penting di kasus pemerkosaan atau kejahatan seksual. Mikrobion di rambut kemaluan bisa membantu untuk menjerat pelakunya. Hal ini dikarenakan DNA mikroba tersebut berbeda antara pria dan wanita, karena perbedaan kondisi bagian vital pria dan wanita tersebut.

Ilmuwan memprediksi bahwa alat untuk mendeteksi hal ini dengan lebih efektif akan segera tercipta, dan polisi akan lebih mudah menangani kasus semacam ini di masa depan.


5. Otopsi virtual

Otopsi virtual

Karena berbagai alasan seperti alasan keagamaan, pribadi, atau lainnya, pasangan atau keluarga korban terkadang tidak ingin orang yang mereka cintai untuk diotopsi, pasca berbagai kasus kriminal seperti perampokan atau pembunuhan berencana. Bahkan, mereka tetap menolak meski otopsi bisa membuka tabir misteri soal kasus yang menimpa keluarganya.

Namun di masa depan, otopsi fisik tak akan lagi dibutuhkan karena pengembangan otopsi virtual. Otopsi virtual bersifat non-invasif, tidak merusak tubuh, dan tidak juga merusak bukti forensik. Sebagai gantinya, digunakan model 3D. Hal ini bisa dicontohkan dengan misal ada bekas gigitan, hasil pemindaian bekas gigitan tersebut akan dicocokkan ke tersangka.

Untuk saat ini, prosedurnya tidak banyak digunakan karena pengembangan alatnya sangat mahal.


6. Laboratorium portable

Laboratorium portable

Seorang ilmuwan forensik bernama Peter Massey, menyebut bahwa tujuan utama dari penelitian forensik adalah untuk membawa laboratorium ke lokasi kejadian. Dan beberapa teknologi terbaru sudah bisa memfasilitasi hal ini, sehingga data di TKP sudah bisa langsung diolah.

Seperti sebuah alat bernama Raman spectroscopy yang memudahkan para penyidik lapangan utnuk menentukan apakah sebuah bubuk mencurigakan itu bisa meledak atau tidak. Sebelumnya, tidak ada cara pendeteksian hal ini dan terpaksa harus diberi zat pemutih dan beresiko merusak bukti potensial.

Selain itu, "Electronic Sniffers" yang bentuknya hanya sebesar genggaman, juga bisa menggantikan anjing pelacak untuk mendeteksi narkoba. Selain itu, alat bernama "flashlight detectors" mampu menggantikan alat penganalisa nafas beralkohol untuk melihat tingkat mabuk pengendara.

Berbagai alat ini sebenarnya sudah digunakan oleh FBI. Namun di masa depan, penyebaran dari alat ini untuk digunakan di kepolisian daerah akan lebih diperluas.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.