Berjemurlah di Pantai Liang Mbala, Flores, Rasakan Sensasinya...
Turis mancanegara di pantai pasir putih Liang Mbala, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (13/8/2017). Turis mancanegara sangat suka dengan keaslian alam Flores | Sumber foto: KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR
NOTESIAGOY - Wisatawan mancanegara dan nusantara memilih paket wisata ke Pantai Merah Muda (Pink Beach) di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara.
Lupakan sejenak Pantai Pink Labuan Bajo, berjemurlah di pantai pasir putih Liang Mbala, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Pantai yang sangat tersembunyi di sisi selatan dari Manggarai Timur itu juga bagian barat dari Poco Ndeki (Gunung Ndeki) ini menyimpan pesona pasir putih yang eksotis.
Hanya sebagian kecil orang mengetahui pantai ini karena kurang promosi. Akibatnya, hanya segelintir wisatawan mancanegara dan nusantara yang berlibur ke pantai tersebut.
Pantai Pasir Putih Liang Mbala di Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT masih sangat tersembunyi. Turis asal Belgia berwisata ke pantai tersebut, Minggu (13/8/2017).
Beruntung agen perjalanan wisata PT Flores Exotic Tours Ruteng terus mempromosikan pantai pasir putih Liang Mbala.
Pada Minggu (13/8/2017) lalu, wisatawan mancanegara asal Belgia berwisata ke Pantai Pasir Putih Liang Mbala yang dipandu oleh Yohanes Jehabut.
Yohanes memperkenalkan keunikan pantai pasir Liang Mbala kepada wisatawan Eropa yang sedang menjelajahi keunikan alam, pantai, budaya dan orang Flores itu sendiri.
Mereka tiba di Kota Borong, pada Minggu (13/8/2017) siang setelah mengelilingi obyek wisata di Pulau Flores. Mereka mengunjungi Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka untuk melihat langsung keunikan budaya di kabupaten tersebut.
Turis Belgia berjalan di dinding Goa Liang Mbala untuk melihat keindahan dan keunikan goa di pantai Liang Mbala, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (13/8/2017).
Dari Maumere, wisatawan menuju ke puncak Kelimutu untuk melihat mentari terbit di atas tiga danau itu. Juga menikmati keunikan danau tiga warna Kelimutu yang hanya ada di Kabupaten Ende, Flores.
Setelah menikmati keindahan alam Pulau Flores dari bagian Timur, rombongan itu terus bergerak menuju ke Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada.
Di kota dingin ini rombongan berkunjung ke kampung adat Gurusina dan Bena. Mereka melihat arsitektur rumah adat dan batu megalitik yang masih tersimpan baik di tengah kampung adat tersebut.
Dari Timur, wisatawan Eropa itu bergegas ke bagian barat. Pertama mereka mengunjungi Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.
Dua turis asal Belgia di Pantai Pasir Putih Liang Mbala, Kelurahan Kotandora, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (13/8/2017). Turis sangat senang dengan alam di Pulau Flores.
Saat tiba di Kota Borong, wisatawan disambut oleh pemandu dari PT Flores Exotic Tour. Lantas mereka naik angkutan pedesaan, orang lokal menyebut Bemo dan mobil Pickup.
Dari Kota Borong, rombongan menuju ke Pantai Muara Borong. Perjalanan dilanjutkan menuju ke pantai pasir putih Liang Mbala.
Trekking dalam waktu 45 menit, turis asal Belgia itu menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Mereka melihat dan mendengarkan ombak di pinggir pantai, juga melihat gunung dan bukit yang masih hijau di sisi barat dari Manggarai Timur.
Yohanes Jehabut, pemandu wisata dari PT Flores Exotic Tours, pada Minggu (13/8/2017) kepada rombongan turis Belgia menjelaskan keunikan pantai pasir putih Liang Mbala serta goa alam di pantai tersebut.
"Saya sering memandu tamu asing dan Nusantara untuk berwisata di Pantai Pasir Putih Liang Mbala. Ini merupakan paket perjalanan wisata di Kabupaten Manggarai Timur yang tak jauh dari Jalan Transflores Ruteng-Maumere," kata Jehabut.
Turis mancanegara di pantai pasir putih Liang Mbala, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (13/8/2017). Turis mancanegara sangat suka dengan keaslian alam Flores.
Jehabut menjelaskan, salah satu daya tarik wisatawan Eropa dan Nusantara berkunjung ke Manggarai Timur adalah keunikan pantai pasir putih Liang Mbala.
Apalagi saat matahari terbenam, keeksotisan pasir putih Liang Mbala membuat mata tidak bisa terpejam. Pancaran sinar senja di ujung barat Pulau Flores menyentuh pasir putih Liang Mbala. Sungguh indah untuk diabadikan melalui kamera.
"Turis Belgia yang saya pandu sangat gembira dan bahagia melihat alam Flores yang masih asli juga keunikan pantai pasir putih Liang Mbala. Pulau Flores sangat kaya dengan keunikan alam, budaya dan bawah lautnya. Turis Belgia sangat suka dengan wisata ekologi," katanya.
Sesudah berwisata di Liang Mbala, lanjut Jehabut, turis Belgia mengunjungi Pantai Cepi Watu untuk berenang. Mereka hanya sebentar saja di Pantai Cepi Watu dan selanjutnya bermalam di Kampung Wisata Ekologi Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.
"Jikalau paket perjalanan wisata di Kabupaten Manggarai Timur yang berada di pinggir jalan Transflores Ruteng-Maumere ini gencar dipromosikan, maka turis akan bermalam di Manggarai Timur. Tapi akses jalan menuju obyek wisata harus dibenahi. Banyak obyek wisata unik di Manggarai Timur, mulai dari Waelengga sampai di Jembatan Waereno, Perbatasan antara Kabupaten Manggarai Timur dengan Kabupaten Manggarai," katanya.
Turis Belgia naik mobil pickup dari Kota Borong menuju ke Kampung Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (13/8/2017).
Pimpinan rombongan turis Belgia, Laurence Coosemans kepada KompasTravel, pada Senin (14/8/2017) lalu menjelaskan, perjalanan wisata ke Indonesia dimulai dari Flores, lalu ke gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, lantas ke Bali dan balik ke Belgia.
Menurut Laurence, mereka memilih wisata pertama ke Pulau Flores karena kami tertarik dengan keunikan alam, budaya dan orang-orang Flores.
Bahkan, mereka sangat tertarik dengan konsep wisata ekologi di kampung Mbeling, Desa Gurung Liwut yang digagas oleh Yohanes Jehabut.
"Pertama kami disambut dengan ramah oleh orang Flores di Kabupaten Sikka, juga di kawasan Danau Tiga Warna Kelimutu. Orang Flores selalu senyum dalam menyambut kami serta orang Flores sangat friendly. Kami sangat bahagia disambut dengan khas Flores. Orang Flores itu sangat sopan dan berbudaya, juga alam sangat unik dan indah. Mereka selalu menyapa dengan 'Hello Mister'. Anak-anak kecil pun bermain dengan kami di setiap tempat yang kami kunjungi. Kami sangat kagum dengan keramahtamahan orang Flores,” tuturnya.
Turis berjalan santai di Pantai Pasir Putih Liang Mbala, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Minggu (13/8/2017). Flores sangat kaya dengan wisata alamnya.
Laurence sangat terkesan dengan penyambutan orang-orang Flores serta kemolekan alam dan budayanya. Banyak pantai indah dan unik, seperti pantai Liang Mbala, serta keunikan Danau Kelimutu.
Belum lagi kampung adat Gurusina dan Bena serta wisata ekologi di kampung Mbeling, Rehes, Desa Gurung Liwut.
"Kami berwisata di persawahan-persawahan Mbeling. Kami trekking di persawahan Waenanga, Waeuwu, dan Waerebak serta menyisiri Golo Sisi di pinggir hutan Banggarangga," katanya.
"Selain menikmati pemandangan persawahan, kami juga disuguhkan dengan suara-suara burung endemik yang hanya ada di hutan Pulau Flores. Selain itu, kami live in di rumah-rumah warga di Mbeling. Mereka menyambut kami dengan makanan lokal," katanya.
Menurut Laurence, di Belgia mereka berhadapan dengan gedung-gedung pencakar langit serta jarang mandi di pantai.
"Jadi alam Flores sangat luar biasa. Bahkan, di Belgia, jarang orang memberikan senyum saat berjumpa di jalan raya. Bahkan merasa asing satu sama lain,” katanya.
Laurence mengaku baru pertama kali mengunjungi Indonesia dan langsung ke Pulau Flores. Banyak hal baru yang mereka jumpai dalam perjalanan wisata di Pulau Flores, NTT, Indonesia.
Turis mancanegara di pantai pasir putih Liang Mbala, Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (13/8/2017). Turis mancanegara sangat suka dengan keaslian alam Flores.
Turis lain, Kris Aumann mengatakan, yang menarik dalam perjalanan wisata di Pulau Flores adalah orang lokal mengajarkan bahasa lokal.
"Seperti saat kami menginap di homestay Mbeling, tuan rumah mengajarkan kami bahasa Manggarai untuk menyapa tamu. Saat saya masuk di rumah adat Gendang Tuwa Mendang, saya menyapa kepada tua adat di rumah itu dengan kalimat 'Tabe Iyo Ite'," tuturnya.
"Ungkapan bahasa Manggarai 'Tabe Iyo Ite' sangat mendalam di mana saya dan orang Manggarai Timur menjadi saudara," tambah Kris Aumann.
Tidak ada komentar: