Mengintip Sejarah Mesin Jet, Seperti Apa? Ini Dia
NOTESIAGOY - Mesin jet mungkin sudah tidak asing lagi. Mesin ini merupakan mesin pembakaran dalam menghirup udara yang sering digunakan dalam pesawat. Lalu seperti apa sebenarnya, sejarah dari pembuatan mesin jet tersebut?
Dikutip dari berbagai sumber, pada Kamis (12/10/2017) lalu, mesin jet sejatinya diawali ketika seorang insyinyur Prancis, Rene Lorin pertama kali mengajukan paten bagi mesin propulsi jetnya di 1913.
Mesin yang dipatenkan merupakan mesin athodyd, yang tidak memiliki bagian berputar atau lebih populer disebut mesin pulse jet. Mesin tipe inilah yang kemudian dikembangkan dan dijadikan mesin tenaga utama pendorong bom terbang Jerman, V-1 yang digunakan untuk mengebom Inggris.
Sayangnya, konsep mesin Lorin itu kurang cocok untuk pesawat berpropulsi jet karena tak efisien dalam kecepatan rendah. Kemudian, seorang perwira Angkatan Udara Inggris, Frank Whittle menemukan mesin jet.
Mesin jet Frank Whittle kemudian dikembangkan oleh seorang asal Jerman dan sekaligus merupakan desainer operasional mesin jet pertama bernama Dr Hans Von Ohain.
Pada 1930, Frank Whittle kemudian mengajukan paten, namun kurang mendapat perhatian dari Kementerian Udara Inggris. Akibatnya, penemuan Whittle tidak menjadi rahasia militer dan detail konsep mesin jetnya bocor dan dimuat di berbagai jurnal ilmiah dan teknologi 1,5 tahun kemudian.
Namun, karena jasa mantan rekannya di RAF serta pembiayaan untuk pengembangan dari O.T Falk & Partner maka Whittle membentuk perusahaan Power Jet yang akhirnya berhasil mengembangkan mesin jet dan mendapatkan kontrak di Angkatan Udara Inggris.
Mesinnya berupa type W-1X, diuji pertama kali pada Desember 1940 kemudian dimodifikasi dan dinyatakan layak untuk digunakan sebagai tenaga dalam pesawat terbang. Pesawat bermesin jet Inggris pertama kali diterbangkan oleh pilot uji Gerry Sayer pada 15 Mei 1941 dengan pesawat Gloster E.28/39.
Amerika Serikat (AS) mendapatkan paten atau lisensi mesin jet dari Inggris, rancangan Frank Whittle, W-1X. Hal tersebut tidak terlepas dari peran Mayor Jenderal H.H. Arnold, Deputy Chief-of-Staff for Air yang dikemudian memegang pimpinan US Army Air Forces dalam Perang Dunia II.
Jendral Arnold kemudian mendesak pemerintah, mempercepat AS memasuki abad jet. Tanpa ragu, ia kemudian menunjuk pabrik General Electric (GE) untuk melakukan riset teknologinya, mengingat GE dalam riset teknologi turbin dan pengalaman pada 1917-1941 dengan turbo-supercharger.
Tak hanya AS, beberapa negara juga tertarik dengan mesin jet tersebut seperti Italia, Jepang, dan Rusia, yang disebut mendapatkan teknologi mesin jet setelah pesawat tempur Jerman jatuh ketangannya.
Tidak ada komentar: