Ads Top

Sun Hongbin, dari Penjara hingga Jadi Raja Properti di China

Sun Hongbin

NOTESIAGOY - Negeri China menjadi salah satu penghasil miliarder terbanyak di dunia, berkat booming pada sektor komoditas dan propertinya. Meski demikian, faktor kesempatan bukan menjadi satu-satunya penyebab para miliarder tersebut berhasil.

Sebagian besar dari mereka harus melewati masa-masa yang sulit, untuk dapat menemukan dirinya bangkit dan menjadi pemimpin sebuah perusahaan ternama. Bahkan, salah satu miliarder China Sun Hongbin, harus melewati masa sulit di tahanan sebelum akhirnya mencapai posisi dia saat ini.

Sun merupakan chairman dan chief executive Sunac China Holdings, pengembang properti yang berbasis di Tianjin, yang percaya bahwa dia dilahirkan untuk melakukan bisnis. Sun, pun dipuji sebagai pahlawan nasional di perusahaan China, dan comeback-nya dari kesengsaraan telah mengilhami ribuan pengusaha.

Dia menjadi miliarder pada akhir 2016 setelah saham perusahaannya diperdagangkan lebih dari harga tiga kali lipat di pasar saham Hong Kong. Investor percaya adanya pemulihan harga properti China secara berkelanjutan.


sunac hongbin

Sun merupakan lulusan gelar master teknik dari Universitas Tsinghua pada 1985, sebelum bergabung dengan raksasa komputer Lenovo, di mana dia mendapat pengakuan dari pendiri Lenovo, Liu Chuanzhi. Dia disebut-sebut sebagai salah satu bintang bisnis paling menjanjikan di China karena bakat dan semangat giatnya, dan ditugaskan untuk memimpin departemen pengembangan perusahaan Lenovo.

Namun nasib berkata lain, dia dinyatakan bersalah dan melakukan penggelapan 130.000 yuan atau sekira 160.000 dolar Hong Kong dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Setelah dibebaskan pada Maret 1994, Sun mengajukan banding dan pada tahun 2003 sebuah judicial review menemukan dia tidak bersalah atas tuduhan tersebut.

Meski begitu, penjara mengajarkan dia untuk selalu bersikap tenang. Setelah keluar dari penjara pada 1994, Sun mendirikan agen properti sendiri, Sunco, di Tianjin, yang berkembang menjadi pengembangan properti hanya dalam waktu setahun.

Sayangnya, taktik bisnis Sunco memicu kemarahan di kalangan pengembang besar lainnya, yang menuduh perusahaan itu melakukan distorsi harga lahan dengan tawaran berani dan agresifnya.

Pada tahun 2003 Sunco memenangkan sebidang tanah untuk pembangunan perumahan di Beijing, setelah menawarkan harga 28% lebih tinggi daripada tawaran lainnya. Dia kemudian mengadakan perang kata-kata dengan Wang Shi, ketua China Vanke, pengembang properti hunian terbesar di China.

Sun pun secara terbuka mengungkapkan niatnya untuk melampaui Vanke dalam hal penjualan perumahan, namun dia menjadi bahan tertawaan saat perusahaannya mengalami krisis modal dan terpaksa menjual saham mayoritas di 2006 kepada Road King Infrastructure.

Dari situ, dia pun mendapatkan filsafat baru yakni pengusaha tidak bisa terlalu pintar. Menurutnya, pengusaha yang terlalu pintar malah akan kehilangan segalanya. Dia yakin seorang pengusaha harus sederhana dan melakukan bisnis dengan tenang.


sun hongbin

Namun, Sekali lagi Sun membuat momentum comeback yang kuat. Sunac, yang didirikan Sun pada 2003 berhasil meluncurkan penawaran umum perdana di bursa Hong Kong pada Oktober 2010. Sunac, sekarang merupakan pengembang terbesar di Tianjin dan No.12 secara nasional dengan penjualan tahunan sebesar 35,64 miliar yuan.

Sun mengatakan bahwa dia sangat yakin bahwa membuka pikirannya terhadap optimisme dapat membantunya meraih peluang di masa depan. Dia yakin bullish sektor properti China akan terjadi dalam jangka panjang untuk karena meningkatnya permintaan untuk memperbaiki kondisi perumahan.

Oleh karena itu, dia pun belajar dari kesalahan masa lalunya agar bersabar dan menghindari membuat kesalahan di masa depan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.