Ternyata! Otak Manusia Tumbuhkan Sel Baru saat Belajar
NOTESIAGOY - Setiap kali Anda melatih kemampuan Anda, otak memunculkan sel-sel baru. Kemudian, satu per satu sel-sel tersebut mati seiring otak Anda menyeleksi mana yang benar-benar dibutuhkannya.
Dalam sebuah penelitian baru, yang dipublikasikan secara online pada 14 November 2017 lalu, di Trends in Congnitive Sciences, para peneliti mengemukakan bahwa pembengkakan dan penyusutan pada otak merupakan proses Darwinian.
Sebuah ledakan awal pada sel baru membantu otak untuk menangani informasi baru. Lalu, otak bekerja untuk memilih mana sel-sel baru yang bekerja paling baik dan mana yang tidak diperlukan.
Penyeleksian tersebut menghasilkan sel-sel paling efisien yang otak butuhkan untuk menangani hal-hal yang telah dipelajari.
Pembengkakan awal atau semburan sel otak tersebut tentu saja agak kecil, kata pimpinan author Elisabeth Wenger, seorang peneliti di Center for Lifespan Psycholgoy di Institut Max Planck, untuk Pembangunan Manusia di Berlin, Jerman.
Wenger dan rekan-rekannya memiliki 15 subjek pembelajaran untuk right-handed selama tujuh minggu, untuk menulis dengan tangan kiri mereka. Selama periode tersebut, para peneliti melakukan pengamatan otak menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) kepada para kandidat pembelajaran tersebut.
Gray matter atau penghubung abu-abu (pusat analisa informasi pada otak) pada motorik subyek (daerah otak yang terlibat dalam pergerakan otot) tumbuh hingga 2%-3% sebelum menyusut kembali ke ukuran aslinya.
MRI menggunakan fisika kompleks untuk mengamati otak di dalam tengkorak. Namun, mesin-mesinnya tidak sempurna dan menunjukkan error pada pengukuran halus.
Wenger juga mengatakan bahwa selain itu, otak manusia membengkak dan menyusut akibat selain dari belajar. Misalnya, otak Anda jauh lebih tebal dan bengkak setelah minum beberapa gelas air, dibandingkan ketika dehidrasi.
“Sangat sulit untuk mengamati dan mendeteksi perubahan volumetrik ini karena seperti yang Anda bisa bayangkan, ada banyak faktor kebisingan yang muncul saat kami mengukur peserta dalam MRI,” ungkap Wenger pada Live Science. (Maksud dari “kebisingan” adalah artefak yang berantakan pada data yang menyulitkan peneliti untuk melakukan pengukuran dengan tepat).
Untuk memahami lebih lanjut prosesnya, dan jenis sel yang terpilih, para peneliti perlu mempelajari proses ini secara detail. Mereka perlu melihat sel mana yang menghilang dan muncul.
Wenger memaparkan bahwa langkah selanjutnya akan melibatkan MRI yang lebih baik untuk memperbaiki tingkat detail yang ilmuwan butuhkan.
Demikian sebagaimana dilansir dari Live Science, pada Senin (20/11/2017) lalu.
Tidak ada komentar: